Dalam sebuah sesi podcast beberapa waktu lalu, saya bersama dengan Pak Erik Hadi Saputra, S.Kom, M.Eng, Direktur Kehumasan Universitas AMIKOM Yogyakarta diminta pendapat mengenai apa pentingnya kuliah S2. Kita semua tau bahwa gelar S2 menjadi wajib bagi mereka yang ingin berprofesi sebagai dosen, atau tenaga ahli dalam suatu project ataupun salah satu syarat untuk bisa menduduki jabatan tertentu. Tapi apakah memang hanya itu yang dicari ketika kita studi lanjut?
Jawaban tak biasa disampaikan oleh Pak Erik. Beliau menyampaikan bahwa salah satu keuntungan ketika studi lanjut adalah relasi. Dengan studi lanjut S2 kita akan punya teman yang bisa jadi saat ini memiliki posisi penting di berbagai instansi atau kalaupun saat ini belum, di masa akan datang mereka akan menduduki posisi-posisi penting itu.
Tak bisa dipungkiri bahwa terkadang kita membutuhkan dukungan dari teman-teman kita untuk berbagai keperluan. Sebagai contoh kecil, ketika kita memiliki start up bidang software. Ketika instansi teman-teman kita memerlukan bantuan untuk membuat software, tentu kitalah yang akan direkomendasikan dengan memperhatikan kapasitas dan hubungan kita. Demikian pula kalau kita memerlukan dukungan teman-teman untuk membantu kita mengembangkan software tersebut, maka kita akan dengan mudah mendapatkan sumber daya karena banyak relasi yang kita miliki.
Hal ini ternyata diamini oleh salah seorang mahasiswa MTI AMIKOM yang juga menjadi narasumber Podcast pada sesi berbeda. Mahasiswa tersebut merasa sangat terdukung usahanya dengan adanya relasi yang terbangun ketika dia studi lanjut.
Relasi yang terbangun tentu tidak hanya dari teman-teman kuliah tetapi termasuk dengan para dosen dan relasi perguruan tinggi yang berinteraksi dengan mereka. Dalam beberapa kesempatan AMIKOM menghadirkan para pakar baik dari institusi akademik, pemerintah ataupun industri. Bahkan baru beberapa waktu lalu President Silicon Valley Innovation Center juga hadir di AMIKOM untuk berbagi dengan mahasiswa.
Beberapa mahasiswa MTI AMIKOM juga mendapat kesempatan untuk mendapatkan beasiswa pertukaran mahasiswa ke salah satu perguruan tinggi di Spanyol dengan pembiayaan dari Erasmus+. Dengan kesempatan tersebut mereka dapat studi di Eropa selama 6 bulan tanpa biaya bahkan mendapat dukungan biaya transportasi dan akomodasi. Selama 6 bulan disana mereka berinteraksi dengan banyak dosen dan teman-teman sesama mahasiswa dari berbagai negara. Relasi yang mereka dapat merupakan tabungan yang dapat mereka ambil manfaatnya ketika di waktu berikutnya mereka memerlukan.
Tentu saja mencari relasi tidak hanya dapat dilakukan dengan studi lanjut tetapi juga bisa melalui organisasi ataupun kegiatan antar organisasi. Sebagai contoh saat ini saya sebagai pengurus di organisasi nasional CORIS (Cooperation Research Inter University) yang beranggotakan 21 perguruan tinggi di berbagai propinsi di Indonesia. Saya berkesempatan menjadi pengurus di APTIKOM (Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer) yang beranggotakan hampir seluruh program studi bidang Informatika dan Komputer di Indonesia serta IndoCEISS yang merupakan organiasi profesi bidang informatika dan instrumentasi. Dalam organisasi-organisasi ini saya berkesempatan untuk membangun pertemanan dengan dosen dan pimpinan perguruan tinggi dari banyak daerah. Hal ini sangat membantu ketika saya perlu support dalam kegiatan yang perlu melibatkan banyak peserta dari perguruan tinggi lain atau wilayah lain. AMIKOM juga mendapat dukungan dari pertemanan ini salah satunya adalah ketika akreditasi, pembukaan program studi baru ataupun dalam survey perangkingan perguruan tinggi. Kegiatan kolaborasi publikasi dan penelitian juga dilakukan.
Selain organisasi, kegiatan international seperti pertukaran dosen juga sangat bermanfaat. Dukungan terhadap kita atau perguruan tinggi kita, tidak hanya dari teman-teman dari Indonesia tetapi juga dari negara lain. Saat ini saya dan teman dosen AMIKOM telah melakukan publikasi bersama dengan beberapa dosen di luar negeri, diantaranya dari India, Malaysia dan juga Inggris. Lebih dari sekedar publikasi, unjuk kerja yang saya dan tim dari AMIKOM berikan saat menyelesaikan publikasi memberikan peluang bagi kami untuk berkolaborasi mengikuti hibah penelitian internasional. Saat ini AMIKOM bersama dengan 41 institusi di Eropa tergabung dalam sebuah konsorsium yang memanfaatkan teknologi informasi dalam penanganan kebencanaan kebakaran hutan. Konsorsium ini sedang mengajukan hibah dari uni eropa dengan nilai ratusan miliar rupiah.
Tentu saja studi lanjut atau ikut organisasi saja tidak cukup agar kita dapat diperhitungkan dan mudah mencari relasi. Unjuk kerja yang baik dalam setiap yang kita kerjakan menjadi kata kunci kepercayaan orang lain terhadap kita. Kemauan kita membantu orang lain juga menjadi catatan penting bagi kita. Walaupun orang yang kita bantu belum tentu akan membalas bantuan kita, tapi akan ada saja kemudahan bagi kita karena kebaikan yang sudah kita tanam.