KETIKA ANAK PANAH ITU MELESAT

Dalam setiap keberhasilan kita, sering berdiri sosok yang begitu tegar menopang dan medorong kita. Selain kedua orang tua saya yang telah berjuang luar biasa, adalah seorang guru SD yang ikut mewarnai perjalanan hidup saya.

Saat teman-teman sebaya sudah banyak dijodohkan saat kami kelas 6 SD, ternyata saya pun harus juga mengalaminya. Namun dengan kelembutan dan keberanian, seorang guru terus berusaha meyakinkan keluarga saya bahwa saya memiliki kemampuan, memiliki potensi untuk berhasil di masa depan jika saya diberi kesempatan untuk melanjutkan sekolah. Berulang kali beliau datang ke rumah untuk membujuk agar membatalkan perjodohan itu.

Tidak hanya meyakinkan keluarga saya, beliau juga memberikan kepercayaan diri kepada saya. Disaat banyak teman bermain di jam istrahat sekolah, beliau memberikan tambahan pelajaran tanpa ada tambahan biaya. Meja saya telah berubah menjadi papan tulis, menjadi saksi setiap goresan ilmu yang diberikan kepada saya. Beliau ingin memberikan bekal yang cukup bagi saya untuk melewati batas minimal nilai diterima di sekolah yang saat itu menjadi satu-satunya sekolah yang diijinkan untuk saya coba.

Bahkan beliau juga yang akhirnya mengantarkan saya untuk mendaftar sekolah disana. Dengan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan orang tua saya. Beliau hanya mengantarkan saya sampai ke rumah guru saya. Masih teringat dengan jelas kala itu guru saya mengantarkan saya dengan naik becak bersama dengan keponakannya. Tonggak sejarah yang akhirnya mengatarkan saya menapaki bangku sekolah dan kuliah bahkan akhirnya bisa sampai lulus S3.

Dalam pengukuhan guru besar saya, beliau memberikan sambutan yang luar biasa. Beliau menyampaikan bahwa tugas seorang pendidik adalah menarik busur untuk melepaskan anak panah. Anak panah yang akan melesat menuju titik tercapainya cita-cita.

Terimakasih rasanya tidak akan cukup untuk membalas semua yang sudah beliau lakukan untuk saya, dan tentu saja oleh guru-guru lain yang juga telah ikut andil membekali saya dengan segala kemampuan dan keberanian yang akhirnya saya miliki.

Saat ini alhamdulillah saya juga berkesempatan sebagai pendidik. Mengajar di sebuah perguruan tinggi dengan ribuan mahasiswa disana. Tiap tahun silih berganti menerima mereka yang masih begitu lugu, kaku, dan dengan segala keraguan akan kemampuan mereka. Mendampingi mereka, mengajak mereka belajar dan berkegiatan hingga akhirnnya memberikan rasa percaya diri pada mereka untuk menatap dunia. Mencoba mencarikan kesempatan kepada mereka yang memiliki potensi luar biasa hingga akhirnya terbuka gerbang bagi mereka untuk menjelajah dan menggapai apa yang menjadi cita-cita mereka.

Bahagia saat mendapat kunjungan dari alumni, yang menceritakan kesuksesan mereka. Ada yang sudah menduduki jabatan penting baik di pemerintah, perusahaan ataupun di perguruan tinggi. Ada yang sudah berhasil studi lanjut di perguruan tinggi impian mereka. Senang dan bangga rasanya ketika menerima kunjungan mereka.

Sering ketika berkunjung keluar daerah, selama mereka tau kita hadir di kota mereka, para alumni dengan suka cita menyambut kehadiran kita. Berbagai cerita membanggakan terkait karir mereka memberikan suntikan semangat kepada kita untuk terus menguatkan diri untuk membekali para mahasiswa.

Rasa bahagia ketika suatu waktu di bulan Juni lalu, saya berada di sebuah bandara di Eropa, ada suara yang begitu lembut menyapa, yang ternyata adalah alumni bimbingan saya. Sambil menikmati secangkir teh menunggu penerbangan berikutnya, bersama kami bertukar cerita. Bangga rasanya mengetahui anak didik kita telah mendapat gaji berkali lipat dari gaji kita.

Menjelang akhir tahun 2023 saya menghabiskan waktu di Spanyol. Selama 1 bulan saya mengunjungi sebuah perguruan tinggi dan berkolaborasi dengan salah satu profesor disana. Beberapa mahasiswa pernah kami kirmkan dalam ajang student mobility dibawah pembiayaan dari Erasmus +. Saat saya berkunjung ke perguruan ini, salah satu mahasiswa PJJ S2 Teknik Informatika yang pernah kami kirimkan menghubungi saya. Betapa bangganya saya, mahasiswa saya tersebut saat ini telah berhasil diterima di sebuah perguruan tinggi di Italia untuk melanjutkan program doctor dengan beasiswa dari Eropa yang nilainya lebih dari 2,5 Miliar Rupiah.

Anak panah yang kami lepas, telah melesat jauh menggapai apa yang menjadi cita-cita mereka. Semoga Allah terus membimbing mereka, melindungi mereka, memberikan kekuatan kepada mereka untuk berkarya memberikan sebanyak-banyaknya kebermanfaatan bagi sebanyak-banyaknya masyarakat dunia.

Artikel ini telah diterbitkan di Tribun Jogja, 15 Januari 2024